Setelah kami tuliskan tentang Mengirim Penjelajah Untuk Survey daerah danau dalam artian maninjau-ninjau,  maka kali ini kami akan tuliskan tentang Kondisi Denah Cikal Bakal Nagari Sungai Batang.


http://sungai-batang.blogspot.com/2015/05/kondisi-denah-cikal-bakal-nagari-sungai.htmlBerhari-hari rombongan yang ditugaskan kehulu Danau meneliti daerah yang memungkinkan untuk lahan pertanian, akhirnya mereka menemukan satu dataran rendah berhutan rawa, disana mengalir dua anak sungai yang tak pernah kering, serta banyak tumbuh mata air. Inilah lahan yang sangat ideal untuk persawahan. Kemudian arah ketikurnya berjejer bukit-bukit kecil dan lembah yang cocok untuk perladangan dan permukiman. Areal inilah yang sekarang bernama Bancah di Jorong Nagari. Dengan jumlah pekerja serta peralatan yang memadai sesuai dengan zaman itu, mulailah mereka menebangi pohon-pohon kayu.  Untuk merobohkan kayu-kayu ukuran raksasa tidaklah mungkin mempergunakan kampak, tapi dengan cara mebakar pangkal batangnya, dibekas tekukan kampak dihidupkan bara api, Berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan api membakar barulah batang kayu tersebut tumbang sendiri. Rumpun dan jaringan akarnya tidak sampai terbakar, tapi dibiarkan sampai lapuk didalam tanah. Nah bekas-bekas rumpun kayu yang sudah hancur itu meninggalkan lubuk lumpur yang cukup dalam , yang sampai sekarang masih bisa ditemui apa yang disebut orang dengan “sawah dalam”. Kalau saat menanamnya tidak memakai pelampung, bisa tenggelam kedalam lumpur.

Selama belum menghasilkan, para pekerja bergantian bolak balik ke Matur untuk mengambil bekal, sehingga jalur perlintasan mereka ini kemudian bernama kampung Labuah, artinya jalan. Setelah mulai berangsur panen, barulah mulai membuat dangau-dangau sederhana untuk menetap sementara. Lokasinya dilereng bukit kecil. Disini mereka menanam sayur mayur kebutuhan sehari-hari, disamping belajar menangkap ikan ditepian danau. Tempat inilah awal pemukiman yang lazim disebut taratak, yang sekarang bernama Kampung Koto Tuo.

Melihat prospek bancah yang menjanjikan, menyusullah orang-orang disekitar Matur dan IV Koto membuka lahan, Gelombang kedatangan ini ditampung di Koto Tuo, sehingga lama kelamaan kampung ini padat oleh berbagai suku. Terpaksalah pendatang awal mengalah dan pindah kedaerah bukit sebelahnya bernama Guguak. Para tamu ini mendapatkan daerah persawahan nomor dua, artinya lahan tanpa mata air, yaitu disebelah utaranya sawah bancah arah ke Batang Ranggeh. Untuk perairannya mereka membangun irigasi yang sumber airnya dari bawah kampung guguak, disitu ditemui mata air permanen dengan debit air melimpah. Lalu dibangunlah semacam waduk penampungan untuk dialirkan kepersawahan secara bergiliran (batipak). Waduk tersebut kemudian bernama AiyaSalubuak.
Terima kasih atas kunjungan nya, Untuk Melihat Artikel lainnya,
Silahkan Lihat Daftar Isi

Pin Sungai Batang

thumbnail Kondisi Denah Cikal Bakal Nagari Sungai Batang.
Author by : Edi Murfin. Selasa, 19 Mei 2015
Description : Setelah kami tuliskan tentang Mengirim Penjelajah Untuk Survey daerah danau dalam artian maninjau-ninjau,  maka kali ini kami akan tuliskan...

Mari Bantu Membagikan Kondisi Denah Cikal Bakal Nagari Sungai Batang ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA

Bagikan Kondisi Denah Cikal Bakal Nagari Sungai Batang

Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

Posting Komentar

 
 
 
Top