Setelah kami tuliskan tentang Mengirim Penjelajah Untuk Survey daerah danau dalam artian maninjau-ninjau, maka kali ini kami akan tuliskan tentang Kondisi Denah Cikal Bakal Nagari Sungai Batang.
Berhari-hari rombongan yang ditugaskan kehulu Danau meneliti
daerah yang memungkinkan untuk lahan pertanian, akhirnya mereka menemukan satu
dataran rendah berhutan rawa, disana mengalir dua anak sungai yang tak pernah
kering, serta banyak tumbuh mata air. Inilah lahan yang sangat ideal untuk
persawahan. Kemudian arah ketikurnya berjejer bukit-bukit kecil dan lembah yang
cocok untuk perladangan dan permukiman. Areal inilah yang sekarang bernama
Bancah di Jorong Nagari. Dengan jumlah pekerja serta peralatan yang memadai
sesuai dengan zaman itu, mulailah mereka menebangi pohon-pohon kayu. Untuk merobohkan kayu-kayu ukuran raksasa
tidaklah mungkin mempergunakan kampak, tapi dengan cara mebakar pangkal
batangnya, dibekas tekukan kampak dihidupkan bara api, Berminggu-minggu bahkan
berbulan-bulan api membakar barulah batang kayu tersebut tumbang sendiri.
Rumpun dan jaringan akarnya tidak sampai terbakar, tapi dibiarkan sampai lapuk
didalam tanah. Nah bekas-bekas rumpun kayu yang sudah hancur itu meninggalkan
lubuk lumpur yang cukup dalam , yang sampai sekarang masih bisa ditemui apa
yang disebut orang dengan “sawah dalam”. Kalau saat menanamnya tidak memakai
pelampung, bisa tenggelam kedalam lumpur.
Selama belum menghasilkan, para pekerja bergantian bolak balik
ke Matur untuk mengambil bekal, sehingga jalur perlintasan mereka ini kemudian
bernama kampung Labuah, artinya jalan. Setelah mulai berangsur panen, barulah
mulai membuat dangau-dangau sederhana untuk menetap sementara. Lokasinya
dilereng bukit kecil. Disini mereka menanam sayur mayur kebutuhan sehari-hari,
disamping belajar menangkap ikan ditepian danau. Tempat inilah awal pemukiman
yang lazim disebut taratak, yang sekarang bernama Kampung Koto Tuo.
Melihat prospek bancah yang menjanjikan, menyusullah
orang-orang disekitar Matur dan IV Koto membuka lahan, Gelombang kedatangan ini
ditampung di Koto Tuo, sehingga lama kelamaan kampung ini padat oleh berbagai
suku. Terpaksalah pendatang awal mengalah dan pindah kedaerah bukit sebelahnya
bernama Guguak. Para tamu ini mendapatkan daerah persawahan nomor dua, artinya
lahan tanpa mata air, yaitu disebelah utaranya sawah bancah arah ke Batang
Ranggeh. Untuk perairannya mereka membangun irigasi yang sumber airnya dari
bawah kampung guguak, disitu ditemui mata air permanen dengan debit air
melimpah. Lalu dibangunlah semacam waduk penampungan untuk dialirkan
kepersawahan secara bergiliran (batipak). Waduk tersebut kemudian bernama AiyaSalubuak.
Terima kasih atas kunjungan nya, Untuk Melihat Artikel lainnya,
Silahkan Lihat Daftar Isi
Silahkan Lihat Daftar Isi
Pin Sungai Batang
Kondisi Denah Cikal Bakal Nagari Sungai Batang.
Author by : Edi Murfin. Selasa, 19 Mei 2015
Description : Setelah kami tuliskan tentang Mengirim Penjelajah Untuk Survey daerah danau dalam artian maninjau-ninjau, maka kali ini kami akan tuliskan...
Mari Bantu Membagikan Kondisi Denah Cikal Bakal Nagari Sungai Batang ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA
Author by : Edi Murfin. Selasa, 19 Mei 2015
Description : Setelah kami tuliskan tentang Mengirim Penjelajah Untuk Survey daerah danau dalam artian maninjau-ninjau, maka kali ini kami akan tuliskan...
Mari Bantu Membagikan Kondisi Denah Cikal Bakal Nagari Sungai Batang ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA
Posting Komentar